Pages

Rabu, 16 Juli 2014

Beda Puasa Ulat dan Puasa Ular


Ulat dan ular adalah contoh hewan yang sama-sama melata. Kedua hewan ini sama-sama  menjalankan “puasa” di dalam kehidupannya masing-masing. Bedanya, ular berpuasa hanya untuk berganti kulit atau hanya memperbaharui fisik sedangkan ulat bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik. Pada ulat yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu, selain fisiknya yang berubah, pola hidupnya juga mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Dari pemakan dedaunan menjadi pemakan sari bunga yang manis. Pola makannya menjadi lebih baik.
Ulat dan ular pada awalnya adalah hewan yang kurang disukai manusia. Ulat yang diklaim sebagai penyebab gatal dan ular yang diklaim sebagai hewan yang berbahaya. Tetapi setelah ulat “puasa” untuk bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah, ia menjadi disukai oleh banyak orang karena keindahan dan ketertarikan warna. Sebelum ulat menjadi kupu-kupu, ia terlebih dahulu menjalani fase kepompong. Di sanalah ia mulai untuk “puasa” menjalani proses yang amat menyakitkan. Mulai berhenti makan dan minum. Menjauh dari kehidupan dunia untuk bermeditasi dan mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Jika ulat tidak berkonsentrasi dan fokus pada tujuannya,  tapi malah terlena oleh godaan dari luar, sehingga ia keluar sebelum waktu yang ditetapkan ia akan keluar sebagai makhluk lemah yang bersayap . sayapnya tidak dapat dipakai terbang bahkan membebaninya. Namun apabila si ulat fokus pada tujuan dan konsisten terhadap perbuatannya, menahan sakit yang teramat sangat selama di kepompong kurang lebih selama tiga minggu. Baru ia akan keluar menjadi kupu-kupu yang indah yang dapat terbang tinggi ke manapun ia suka.
Beda halnya dengan ulat, ular yang awalnya adalah hewan yang berbahaya dan menakutkan, setelah ”puasa’’ pun tetap seperti itu. Masih berbahaya dan menakutkan. Tidak ada perubahan yang signifikan dalam dirinya. “Puasa” yang ia lakukan tidak memberikan efek yang berarti bagi dirinya, hanya berganti kulit saja.
Kedua hewan tersebut layaknya kita. Orang-orang yang beriman. Jika kita berpuasa hanya sekedar menahan haus dan lapar tanpa mengetahui makna puasa tersebut atau bisa juga disebut “puasa-puasaan”, kita layaknya ular yang hanya berganti kulit setelah “puasa”. Tidak ada perubahan dari segi spiritual mereka. Dan jika berpuasa di awal-awal saja tapi tidak kuat di pertengahan karena terlena oleh godaan dari luar, maka itulah ulat yang GAGAL menjadi kupu-kupu. Hanya tumbuh sayap yang lemah. Tidak dapat dipakai untuk terbang bahkan malah memberatkan kesehariannya. Alangkah istimewanya jika kita berpuasa dengan penuh keikhlasan melawan segala hawa nafsu baik dari dalam maupun dorongan dari luar. Walhasil, kita akan berhasil menjadi makhluk tuhan yang indah. Hanya melakukan sesuatu yang baik. Memakan makanan yangb baik. Mengeluarkan perkataan yang baik. Sehingga kita akan mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Semoga di bulan suci Ramadhan ini, kita termasuk ke dalam golongan-golongan yang dibukakan pintu surga Rayyan. Amien ya Rabbal Aalamin.
Hadits riwayat Sahal bin Saad RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka.”